Mata Kuliah Konseling Pendidikan Agama Kristen yang saya sampaikan di laman blog dosen Dr. Yonas Muanley, M.Th., yang Anda kunjungi ini merupakan rekonstruksi materi ajar atas permintaan seorang pimpinan STT di Wamena. Saya kebetulan ada acara mengikuti pernikahan keponakan saya di sana, karena beliau mendengar saya akan ke sana maka secara personal diminta kesediaan untuk mengajar.
Saya tentunya sangat senang karena mengajar adalah "passionku".
Saya tentunya sangat senang karena mengajar adalah "passionku".
Saya memang memilih program Pendidikan Agama Kristen ibarat SImon Kirene yang dipaksa memikul Salib. Simon Kirene tentu tidak berpikir untuk memikul salib Yesus, namun faktanya ia tidak dapat menolak pikul salib Yesus.
Saya lebih senang sistematika teologi dan filsafat ketika studi S1, saya lebih suka materi teologi sistematika danfilsafat ketimbang Pendidikan AGama Kristen. Setelah selasai studi S1 (S.Th.) tahun 1993, saya diutus untuk melayani di salah satu desa di Sumba Barat. Ada 2 kampung yaitu Letengaingo, dapa wisi, kampung itu letaknya dibelakang Puskesmas Loli Atas. Di Kampung inilah saya mengarang sebuah lagu dalam bahasa Sumba Barat (bahasa Loli), syairnya demikian:
Saya lebih senang sistematika teologi dan filsafat ketika studi S1, saya lebih suka materi teologi sistematika danfilsafat ketimbang Pendidikan AGama Kristen. Setelah selasai studi S1 (S.Th.) tahun 1993, saya diutus untuk melayani di salah satu desa di Sumba Barat. Ada 2 kampung yaitu Letengaingo, dapa wisi, kampung itu letaknya dibelakang Puskesmas Loli Atas. Di Kampung inilah saya mengarang sebuah lagu dalam bahasa Sumba Barat (bahasa Loli), syairnya demikian:
Maige 3 Ama
Maige 3 Ina
Maige 3 Lakawa-lakawa
Maige
Rengewe, Rengewe, Rengewe e
Li'ina Mori, Mori, Moripa
Artinya ajakan untuk mendengar firman kehidupan. Secara harafiah artinya begini:
Maige = mari bapak, mari Ibu, mari anak-anak
Rengewe = Dengarkan
Li' ina = perkataan/firman
Mori = Tuhan
Lagu di atas dalam faktanya kala itu, saya dan teman-teman (Katji Mariani Na'at dan Yane Pena) lebih banyak menghadapi anak-anak. Maka kami melakukan pelayanan dengan pendekatan Sekolah Minggu dan sempat kami buat Natal bersama anak-anak di kampung Dapawisi. Tahun 2010, saya harus menerima fakta migrasi ke lembaga lain. Tentu migrasi ini mirasi melalui pintu depan. Artinya saya migrasi secara santun dengan almamater saya. Kemudain saya memiliki homebase yang sebenarnya baju almamaternya memiliki warna yang sama yaitu "Ungu".
Maige = mari bapak, mari Ibu, mari anak-anak
Rengewe = Dengarkan
Li' ina = perkataan/firman
Mori = Tuhan
Lagu di atas dalam faktanya kala itu, saya dan teman-teman (Katji Mariani Na'at dan Yane Pena) lebih banyak menghadapi anak-anak. Maka kami melakukan pelayanan dengan pendekatan Sekolah Minggu dan sempat kami buat Natal bersama anak-anak di kampung Dapawisi. Tahun 2010, saya harus menerima fakta migrasi ke lembaga lain. Tentu migrasi ini mirasi melalui pintu depan. Artinya saya migrasi secara santun dengan almamater saya. Kemudain saya memiliki homebase yang sebenarnya baju almamaternya memiliki warna yang sama yaitu "Ungu".
Homebase ini terkenal dengan ciri khas Pelayanan Sekolah Minggu. Sekolah yang saya maksud yaitu STT IKSM Santosa Asih. Moto yang diusung di sekolah ini yakni "Kudus, Kuat Iman dan Kasih". Bahkan tiga kata ini ada dalam visi lembaga. Ketika saya ditunjuk menjadi ketua STT IKSM Santosa Asih, saya belajar memaknai visi lembaga tersebut. Saya menjadikan tiga tema ini untuk mengsemangati kerja saya sebagai seorang ketua. Selalu saya bicarakan pada hari Rabu pada ibadah bersama untuk visi lembaga. Puji Tuhan, saya semakin mencintai visi dan berusaha menerapkannya. KAdang saya masukan kata Kudus, Kuat Iman dan Kasih dalam mata kuliah yang saya asuh di STT ini. Saya menyadari bahwa Kudus, Kuat Iman dan Kasih merupakan tema-tema dalam Alkitab. Menurut Paulus, yang bertahan adalah Kasih.
Saya kemudian bekerja sama dengan rekan Biblika untuk menafsir dengan pendekatan eksegesis untuk I Korintus 13:4 dan hasilnya luar biasa. Tafsiran itu saya pakai untuk renungan di PMS bahkan kadang juga di Homilia saya dengan Pola "TTMPE". Akronim TTMPE kemudian menjadi sebuah teori saya dalam mata kuliah Strategi dan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen, bahkan teori tersebut dapat juga dipakai dalam mengajarkan materi Konseling PAK dan Mata Kuliah lainnya yang dikurikulumkan di Sekolah Tinggi Teologi di Indonesia. Dalam bagian yang lain, saya mengemukakan bahwa bila menggunakan teori saya yaitu "Kurikulum dalam Alkitab dan Alkitab Dalam Kurikulum" maka strategi dan Kurikulum PAK cukup diringkas dalam "TTMPE". Bagian ini secara akademis akan disampaikan di STTA Wamena beberapa waktu ke depan antara akhir Juni dan wal Juli 2021. Kedua mata kuliah yang diperjayakan kepada saya itulah yang saya posting disini. Berikut bahan ajar dalam bentuk Powerpoint yang dikemas dalam PDF. Bahan Ajar berikut ini adalah materi kuliah Konseling Pendidikan Agama Kristen
Materi Kuliah Konseling Pendidikan Agama Kristen
0 Comments